Cerita Dewasa Esek - Esek Dengan Tetangga Ku Yang Sangat Seksi Part 1

 Umur Bu Nana sebetulnya tidak muda lagi, Kemungkinan mendekati 50 tahun, Karena suaminya, Pak Nana yang memegang Ketua RT di kampungku, sesaat lagi masuk waktu pensiun. Saya ketahui itu sebab hubunganku dengan keluarga Pak Nana cukup dekat. Maklum untuk tenaga muda saya seringkali diharap Pak Nana untuk menolong beberapa kepentingan yang terkait dengan pekerjaan RT.

Tetapi tidak sama dengan suaminya yang seringkali sakit-sakitan, figur istrinya wanita beranak yang sekarang tinggal di luar Jawa ikuti pekerjaan si suami itu, jauh berkebalikan. Walau umurnya hampir masuk kepala lima, Bu Nana (demikian umumnya saya serta masyarakat lain menyebut) untuk wanita belum kehilangan daya tariknya. Memang beberapa keriput mulai terlihat di mukanya. Tapi buah dadanya, pinggul serta pantatnya, benar-benar masih mengundang pesona. Saya bisa menjelaskan ini sebab terakhir terjebak perselingkuhan panjang dengan wanita berperawakan tinggi besar itu. Ceritanya bermula saat Pak Nana tiba-tiba menanggung derita sakit cukup serius. Dia masuk rumah sakit pada kondisi koma serta beberapa hari harus ada di ruangan ICU (Intensive Care Unit) satu RS pemerintah di kotaku. Sebab dia tidak mempunyai bagian keluarga lainnya sesaat putri salah satu ada di luar Jawa, saya diharap Bu Nana untuk menolong temaninya semasa suaminya ada di RS jalani perawatan. Serta saya tidak dapat menampik sebab masih menganggur setamat SMA satu tahun kemarin.

cerita Dewasa Tetangga Yang Sexy "Kami bapak-bapak di lingkungan RT memita Mas Rido ingin menolong seutuhnya keluarga Pak Nana yang sedang terkena bencana. Terutamanya untuk menolong serta temani Bu Nana semasa di dalam rumah sakit. Ingin kan Mas Rido,?" Demikian kata beberapa anggota arisan bapak-bapak kepadaku waktu melihat ke rumah sakit. Serta Pak Nandang, seorang masyarakat yang diketahui dermawan dengan cara diam-diam menyisipkan uang Rp 100 ribu di kantong celanaku yang tuturnya untuk beli rokok supaya tidak merepotkan Bu Nana. Serta saya tidak dapat menampik sebab memang Bu Nana sendiri sudah mintaku untuk temaninya.

Hari-hari pertama mengikuti Bu Nana menjaga suaminya di RS saya dibikin repot. Harus mondar-mandir menebus obat atau beli beberapa kepentingan lain yang diperlukan. serta kulihat wanita itu tidak pernah mandi serta benar-benar kecapekan. Kemungkinan sebab tegang suaminya tidak segera siuman dari situasi komanya. Menurut dokter yang mengecek, situasi Pak Nana yang lebih buruk disangka karena penyakit radang lambung kronis yang dialami. Karena itu karena kompleksitas dengan penyakit diabetis yang dideritanya lumayan lama, ketahanan badannya jadi menurun.

Mengetahui penyakit yang dialami itu, yang kata dokter proses pengobatannya bisa memerlukan waktu lumayan lama, berulang-kali saya minta Bu Nana untuk bersabar. "Biarlah bu, ibu pulang dahulu untuk mandi atau istirahat. Telah 2 hari saya melihat ibu tidak pernah mandi. Agar saya yang di sini menunggui Pak Har," kataku menentramkan.

Saranku ternyata mengena serta diterima. Karena itu siang itu, saat serombongan temannya dari tempatnya mengajar dalam suatu SLTP menjenguk (oh iya Bu Nana profesinya untuk guru sedang Pak Har karyawan satu lembaga pemerintah), dia minta beberapa pembesuk untuk menunggui suaminya. "Saya ingin pulang dahulu sesaat untuk mandi diantar Nak Rido. Telah 2 hari saya tidak pernah mandi," tuturnya pada beberapa rekannya.

Dengan sepeda motor punya Pak Har yang menyengaja dibawa untuk mempermudah saya kemana saja waktu diharap tolong oleh keluarga itu, saya pulang memboncengkan Bu Nana. Tapi di perjalanan dadaku pernah berhembus. Dikarenakan mengerem tiba-tiba motor yang kukendarai sebab hampir menabrak becak, badan wanita yang kubonceng tertolak ke depan. Mengakibatkan di samping pahaku tercengkeram tangan Bu Nana yang terkaget karena insiden tidak tersangka itu, punggungku berasa tertumbuk benda empuk. Tertumbuk buah dadanya yang kuyakini ukurannya lumayan besar.

Ah, pemikiran nakalku jadi liar. Sekalian fokus dengan sepeda motor yang kukendarai, pikiranku berkelana serta mengkira-kira memikirkan berapa besar buah dada punya wanita yang memboncengku. Pemikiran kotor yang seharusnya jangan muncul mengingat suaminya ialah seorang yang kuhormati untuk Ketua RT di kampungku. Pemikiran nyeleneh itu ada, kemungkinan sebab saya memang tidak perjaka lagi. Saya sempat berhubungan seksual dengan seorang WTS walau cuma 1x. Hal tersebut dilaksanakan dengan beberapa rekan SMA waktu selesai informasi hasil Ebtanas.

Sesudah mengantarkan Bu Nana ke tempat tinggalnya yang memiliki jarak seputar 100 mtr. dari rumahku, saya pamit pulang ambil sarung serta pakaian untuk tukar. "Jangan semakin lama nak Rido, ibu hanya sesaat kok mandinya. Lagian kasihan rekan-rekan ibu yang menanti di dalam rumah sakit," tuturnya.

Serta seperti yang dipesannya, saya selekasnya kembali pada rumah Pak Har sesudah ambil sarung serta pakaian. Langsung masuk dalam ruangan di rumah Pak Har. Rupanya, di meja makan sudah ada satu gelas kopi panas serta beberapa potong kue di piring kecil. Serta ketahui saya yang tiba, terdengar suara Bu Nana menyuruhku untuk nikmati sajian yang disiapkan. "Maaf Nak Rido, ibu masih mandi. Sesaat lagi usai," suaranya terdengar dari kamar mandi dibagian belakang.

Cerita Dewasa Tetangga Yang Sexy Tidak lama menanti, Dia keluar dari kamar mandi serta langsung ke arah kamarnya melalui di dekat ruangan makan tempatku minum kopi serta makan kue. Waktu itu dia cuma melilitkan handuk yang memiliki ukuran tidak besar untuk tutupi badannya yang basah. Tidak batal, walau sekilas, saya pernah disajikan panorama yang mendebarkan. Bagaimana tidak, sebab handuk mandinya tidak lumayan besar serta lebar, karena itu masih kurang prima agar bisa tutupi ketelanjangan badannya.

Ah,.. betul seperti sangkaanku, buah dada Bu Nana memang memiliki ukuran besar. Serta nampak hampir memberontak keluar dari handuk yang melilitnya. Bu Nana kelihatannya mengikat sekuatnya belitan handuk yang dikenaiannya pas dibagian dadanya. Sesaat dibagian bawah, sebab handuk cuma dapat tutup tepat di bawah pangkal paha, kaki panjang wanita itu sampai ke pangkalnya pernah menarik lihat mataku. Serta saat dia akan masuk dalam kamarnya, dari sisi belakang nampak melihat buah pantatnya. Pantat besar itu bergoyang-goyang serta benar-benar mengundang waktu dia mengambil langkah. Serta ah,.. yang tidak kalah syur, dia tidak kenakan celana dalam.

Bicara ukuran buah dadanya, kemungkinan untuk membungkusnya dibutuhkan Bra ukuran 38 atau bisa lebih. Untuk wanita yang sudah berusia, pinggangnya memang tidak seramping gadis remaja. Tapi pinggulnya yang jadi membesar sampai ke pantatnya nampak membuat lekukan menarik serta enak dilihat. Ditambah lagi kaki belalang dengan paha putih mulus kepunyaannya itu, benar-benar masih simpan magnit. Karena itu degup jantungku jadi semakin kencang terpacu lihat beberapa bagian indah punya Bu Nana. Sayang hanya sepintas, demikian saya membatin.

Tapi rupanya tidak. Peluang kembali lagi terulang lagi. Belum hilang debaran dadaku, dia kembali lagi keluar dari kamar serta belum juga mengubah handuknya dengan baju. Tanpa ada memedulikan saya yang tengah duduk terbengong, dia berjalan dekati lemari di dekat tempatku duduk. Disana dia ambil barang-barang yang dibutuhkan. Serta seringkali dia harus membungkukkan tubuh sebab susahnya barang yang dicari (seperti dia menyengaja lakukan ini).

Tidak batal, kembali lagi saya disajikan tontonan yang tidak kalah mendebarkan. Dalam jarak yang cukup dekat, waktu dia membungkuk, nampak jelas mulusnya sepasang paha Bu Nana sampai ke pangkalnya. Paha yang prima, putih mulus serta terlihat masih kencang. Serta saat dia membungkuk lumayan lama, pantat besarnya jadi target lihat mataku. Kemaluannya nampak sedikit melihat dari sela pangkal pahanya. Perasaanku jadi tidak karuan serta tubuhku berasa panas dingin dibuatnya.

Apa Bu Nana memandang saya masih pemuda ingusan? Sampai dia tidak berasa canggung kenakan pakaian seronok di hadapanku? Atau dia memandang dianya telah begitu tua sampai menduga beberapa bagian badannya tidak mengundang hasrat seorang lelaki ditambah lagi lelaki muda sepertiku? Atau justru dia menyengaja memperlihatkannya supaya gairahku terpancing? Pertanyaan-pertanyaan itu terasanya berkecamuk dalam hatiku. Serta terus bersambung saat kami kembali lagi berboncengan ke arah rumah sakit.

Serta yang tentu, mulai sejak itu perhatianku pada Bu Nana beralih keseluruhan. Saya jadi seringkali mencuri-curi pandang agar bisa menatapi beberapa bagian badannya yang kuanggap masih aduhai. Ditambah lagi sesudah mandi serta bertukar baju, kulihat dia kenakan celana serta kaos lengan panjang ketat yang seperti akan cetak badannya. Gairahku jadi semakin terbakar walau masih kupendam dalam-dalam. Serta perkembangan lainnya, saya seringkali ajaknya terlibat perbincangan mengenai apa di samping tetap cepat kerjakan tiap dia memerlukan pertolongan. Sampai jalinan kami makin dekat dari sekian waktu.

Cerita Dewasa Tetangga Yang Sexy Sampai satu malam, masuk hari ke-5 kami ada di dalam rumah sakit, waktu itu hujan terus mengguyur semenjak sore hari. Karena itu beberapa orang yang menunggui pasien yang dirawat di ruangan ICU, semenjak sore sudah mengkapling-kapling teras luar bangunan ICU. Maklum, pada malam hari penunggu jangan masuk sisi dalam ruangan ICU. Serta pasien umumnya manfaatkan teras yang ada untuk tiduran atau duduk mengobrol. Serta malam itu, sebab siraman hujan, tempat untuk tidur jadi menyempit sebab pada bagian-bagian tempias oleh air hujan. Sesaat saya serta Bu Nana yang baru cari kapling sesudah makan malam di kantin, jadi tidak kebagian tempat.

Umur Pak Har rupanya masih kurang panjang. Semasa satu bulan semakin dirawat di dalam rumah sakit, dia pada akhirnya wafat sebelumnya setelah pernah dibawa RS yang semakin besar di Semarang. Di Semarang, saya juga turut menunggui dengannya dan Bu Tini semasa satu minggu. Ada juga Mbak Dewi serta suaminya yang meluangkan diri untuk melihat. Sampai hubunganku dengan keluarga itu jadi semakin dekat.

Cerita Dewasa Tetangga Yang Sexy Tetapi, jalinan sumbangku dengannya terus bersambung sampai sekarang. Serta kami sempat nekad bersetubuh di belakang rumah keluarga itu, sebab kami saling horny sesaat di ruangan tengah banyak sanak famili dari keluarganya yang bermalam. Entahlah kapan saya akan menghentikannya, kemungkinan sesudah gairahnya sudah betul-betul padam.

‍Bukan hanya itu jilatan lidahku tidak stop cuma bermain di sekitar kemaluannya. Tapi terus ke atas serta sampai ke lubang duburnya. Ternyata dia sudah membersihkannya dengan sabun baik di kemaluannya atau di anusnya. Karena itu cukup banyak juga meruap berbau kotoran disana serta membuatku semakin bergairah untuk menjilat serta mencoloknya dengan ujung lidahku. Aksi nekadku ternyata membuat nafsunya kembali lagi naik ke ubun-ubun. Karena itu sesudah dia memaksaku hentikan permainan 69, dia langsung mengganti tempat dengan celentang mengangkang. Serta saya tahu tentu wanita itu sudah meminta untuk disetubuhi. Dia mulai mengeluh saat tangkai besar serta panjang milikku mulai menerobos gua kenikmatannya yang basah. Karena hanya kami saling sudah mencapai puncak nafsu syahwatnya, tidak lebih dari pada 10 menit sama-sama genjot serta menggoyang dilaksanakan, kami sudah saling tergeletak. Roboh di kasur empuk tempat tidur kenikmatannya. Tempat tidur yang seharusnya tabu untuk kutiduri bersama-sama wanita itu.

Cerita Dewasa Tetangga Yang Sexy Malam itu, saya serta ia lakukan persetubuhan lebih dari pada 3x. Termasuk juga di kamar mandi yang dilaksanakan sekalian berdiri. Serta saat saya meminta kembali lagi yang ke-4 kali, dia menampiknya halus.

"Badan ibu cape sekali Rid, kemungkinan telah begitu tua sampai tidak bisa menyeimbangi orang muda sepertimu. Serta lagi ini telah mulai pagi, kamu harus kembali pada rumah sakit supaya Bu Tini tidak berprasangka buruk," tuturnya.

Saya pernah mencium serta meremas pantatnya waktu Dia akan tutup pintu belakang rumah mengantarku keluar. Ah,.. indah serta nikmat rasa-rasanya.

Posting Komentar

0 Komentar