Sesudah cari lumayan lama, pada akhirnya saya menyarankan untuk mengadakan tikar serta karpet di dekat bangunan kamar mayat. Saya menyarankan itu sebab jaraknya masih cukup dekat sama ruangan ICU serta itu salah satu tempat yang sangat mungkin untuk berlindung walau cukup gelap sebab tidak ada penerangan disana. Awalannya Bu Nana menampik, sebab tempatnya di dekat kamar mayat. Tetapi pada akhirnya dia menyerah sesudah ketahui tidak ada tempat lainnya serta saya mengatakan siap berjaga selama malam.
"Janji ya Rid (sesudah cukup dekat Bu Nana tidak mengembel-embeli panggilan Nak di muka nama panggilanku), kamu harus bangunkan ibu jika ingin kencing atau membeli rokok. Soalnya ibu takut ditinggal sendirian," tuturnya.
"Wah, stol rokokku lebih dari pada cukup kok bu. Jadi tak perlu kemana saja lagi," jawabku.

Nyaman rupanya tempati kapling dekat kamar mayat. Dapat terlepas dari hilir mudik orang sampai dapat istirahat cukup tenang. Serta walau gelap tanpa ada penerangan, dapat terlepas dari cipratan air hujan sebab tempat kami mengadakan tikar serta karpet terlindung oleh tembok setinggi seputar 1/2 mtr.. Sekalian tiduran cukup mendekat sebab sempitnya ruangan yang ada, Bu Nana ajakku bercakap mengenai beberapa hal. Dari masalah kangennya pada Dewi, anaknya yang cuma dapat pulang satu tahun sekali waktu lebaran sampai ke masalah penyakit yang dialami Pak Harjono. Menurut Bu Nana penyakit diabetis itu dialami suaminya semenjak delapan tahun kemarin. Serta sebab penyakit itu penyakit radang lambung yang tiba terakhir jadi susah sembuh.
Tuturnya penyakit diabetes dapat jadikan lelaki jadi impotensi ya Bu?"
"Kata siapa, Rid?"
"Eh,.. anu, kata artikel dalam suatu koran," jawabku cukup tergagap.
Saya berasa tidak enak memberi komentar semacam itu pada penyakit yang dialami suami Bu Nana.
"Ternyata kamu suka membaca ya. Betul kok itu, karena itu penyakit kencing manis di samping menganiaya suami yang mengidapnya punya pengaruh pada istrinya. Untung ibu telah tua," katanya lirih.
Berasa tidak enak tema pembicaraan itu bisa menghidupkan duka cita Bu Nana, pada akhirnya saya pilih diam. Serta saya yang semula tiduran dalam tempat celentang, sesudah rokok yang kuhisap kubuang, mengganti tempat tidur memunggungi wanita itu. Karena walau benar-benar suka bersinggungan badan dengan wanita itu, saya tidak ingin dipandang kurang ajar. Karena saya tidak paham dengan cara tepat jalan pemikiran Bu Nana yang sebetulnya. Tapi barusan saya mengganti tempat tidur, tangan Bu Nana berasa mencolek pinggangku.
Tidurmu jangan memunggungi demikian. Menghadap kesini, ibu takut," tuturnya lirih.
Saya kembali pada tempat sebelumnya, tidur celentang. Tetapi sebab tempat tidur Bu Nana terlalu mendekat, karena itu waktu kembali tempat tanpa ada menyengaja lenganku menyenggol buah dada wanita itu. Memanglah belum sentuh dengan cara langsung sebab dia kenakan daster serta selimut yang tutupi badannya. Malangnya, Bu Nana bukanlah menjauh atau renggangkan badan, tapi justru makin rapatkan badannya ke badanku. Seperti anak kecil yang ketakutan waktu tidur serta cari rasa aman pada ibunya.
Cerita Dewasa Tetangga Yang Sexy Pada akhirnya, dengan keberanian yang kupaksakan – sebab ku percaya waktu itu Bu Nana belum nyenyak tertidur – saya mulai coba-coba. Sama seperti yang dimauinya, saya mengganti kembali lagi tempat tidur miring melawannya. Jadilah sejumlah besar badanku mendekat ketat ke badannya sampai berasa kehangatan mulai menjalari badanku. Sampai disana saya melakukan perbuatan seakan-akan sudah mulai lelap tertidur sekalian menanti reaksinya.
Reaksinya, Bu Nana terbangkit serta menarik selimut yang dikenainya. Selimut besar serta tebal itu ditariknya untuk dibentangkan sekaligus juga tutupi badanku. Jadilah badan
kami semakin berhimpitan di bawah satu selimut. Pada akhirnya, saat saya nekad meremas telapak tangannya serta dia membalas dengan remasan lembut, saya jadi berani berlaga semakin jauh.
Kumulai dengan menjalari pahanya di luar daster yang dikenainya dengan telapak tanganku. Dia menggelinjang, tapi tidak menampikkan tanganku yang mulai nakal itu. Justru tempat kakinya mulai direnggangkan yang mempermudahku menarik ke atas sisi bawah dasternya. Baru saat usapan tanganku mulai menelusuri langsung pada ke-2 pahanya, kuketahui dengan cara tepat dia tidak menyanggahnya. Tanganku justru dibimbingnya untuk sentuh kemaluannya yang masih tetap tertutup celana dalam.
Seperti kemauanku dan kemauannya, telapak tanganku mulai sentuh serta menyeka sisi membusung yang berada di selangkangan wanita itu. Dia mendesah lirih waktu usapan tanganku lumayan lama bermain disana. waktu tanganku lainnya mulai meremasi buah dadanya dari sisi luar Bra serta dasternya. Hingga kemudian, saat tanganku yang bekerja dibagian bawah sudah sukses menyelusup ke sisi samping celana dalam serta sukses mencolek-colek sela kemaluannya yang banyak ditumbuhi rambut, ia dengan suka-rela memereteli sendiri kancing sisi depan dasternya. Lalu seperti wanita yang akan menyusui bayinya, dikeluarkannya payudaranya dari Bra yang membungkusnya.
Seperti bayi yang tengah kelaparan mulutku selekasnya menggempur puting susu samping kiri punya Bu Nana. Kujilat-jilat serta kukulum pentilnya merasa muncul serta mengeras di mulutku. Serta sebab gemas, kadang-kadang kubenamkan mukaku ke ke-2 payudara wanita itu. Payudara memiliki ukuran besar serta cukup melembek tetapi masih tersisa kehangatan.
Sesaat Dia sendiri, sekalian terus mendesis serta melenguh nikmat oleh semua pergerakan yang kulakukan, mulai asyik dengan mainannya. Sesudah sukses menyelusup ke balik celana pendek yang kukenakan, tangannya mulai meremas serta meremas penisku yang sudah mengeras. Kata teman-temanku, senjataku termasuk long size, sampai Dia terlihat keasyikkan dengan penemuannya itu. Tapi saat saya akan menarik celana dalamnya, badannya berasa membentak serta ke-2 pahanya dirapatkan coba menghambat tujuanku.
"Ingin apa Rid,.. jangan di sini ah kelak diketahui orang," tuturnya lirih.
"Ah, tidak apa-apa gelap kok. Beberapa orang juga pada tidur serta tidak akan kedengaran sebab hujannya semakin besar."
Hujan waktu itu makin deras.Entahlah sebab meyakini perkataanku. Atau sebab nafsunya yang juga mencapai puncak dapat dibuktikan dengan makin membanjirnya cairan di lubang kemaluannya, dia ingin saja saat celananya kutarik ke bawah. Serta dia menarik celana dalamnya saat saya kesusahan melakukan. Dia menolong buka serta menarik celana pendek serta celana dalam yang kukenakan.
Pada akhirnya, dengan cuma membuka daster yang dikenainya saya mulai menindih badannya yang berposisi mengangkang. Sebab dilaksanakan di gelap serta masih dibalik selimut tebal yang kupakai bersama-sama untuk tutupi badan, awalannya cukup susah untuk arahkan penisku ke lubang kenikmatannya. Tetapi karena tuntunan tangan lembutnya, ujung penisku mulai mendapatkan daerah yang sudah membasah. Slep.. penis besarku sukses menerobos dengan gampang liang sanggamanya.
Cerita Dewasa Tetangga Yang Sexy Saya mulai menggoyang serta memaju-mundurkan senjataku dengan menaik-turunkan pantatku. Basah serta hangat berasa tiap penisku membenam di vaginanya. Sesaat sekalian terus meremasi ke-2 buah dadanya dengan cara berganti-gantian, kadang-kadang bibirnya kulumat. Karena itu dia juga melenguh ketahan, melenguh serta mengeluh ketahan. Ah, sangkaanku memang tidak meleset badannya masih menjanjikan kehangatan. Kehangatan yang sempurna ciri khas dipunyai wanita eksper.
Dihujam terus-menerus oleh kemelut penisku dibagian kewanitannya, Dia mulai menyeimbangi aksiku. Pantat besar besarnya mulai digerakkan memutar ikuti pergerakan turun naik badanku dibagian bawah. Memutar serta terus memutar dengan gerak serta goyang pinggul yang terukur. Hal tersebut jadikan penisku yang tenggelam di vaginanya terasanya diremas. Remasan nikmat yang mengorbitkan jauh anganku entahlah ke mana. Serta kadang-kadang otot-otot yang berada di dalam vaginanya seakan menjepit serta mengejang.
"Ah,.. ah.. enak sekali. Terus, ah.. ah,"
"Saya enak Rid, uh.. uh.. uh. Telah lama sekali tidak merasai semacam ini. Ditambah lagi punyamu keras serta penjang. Auh,.. ah.. ah,"
Hingga kemudian, saya jadi tidak tahan oleh goyangan serta remasan vaginanya yang semakin membanjir. Nafsuku semakin naik ke ubun-ubun serta seakan ingin meledak. Pergerakan sisi bawah badanku semakin kencang menonjol serta mengocok vaginanya dengan penisku.
"Saya tidak tahan, ah.. ah.. Kelihatannya ingin keluar, shh, ah,.. ah,"
"Saya Rid, terus goyang, ya.. ya,.. ah,"
Sesudah mengelojot serta memuntahkan semua yang tidak bisa kubendungnya, saya pada akhirnya roboh di atas badan wanita itu. Maniku lumayan banyak menyembur di lubang kenikmatannya. Begitu juga Dia, sesudah kontraksi otot-otot yang benar-benar kencang, dia meluapkan gestur puncaknya dengan mendekap erat badanku. Serta kurasakan punggungku pernah tercakar oleh kuku-kukunya. Lumayan lama kami terdiam sesudah pertempuran panjang yang melelahkan.
"Seharusnya kita jangan lakukan itu ya Rid. Ditambah lagi bapak lagi sakit serta tengah dirawat," kata Dia sekalian masih tiduran di dekatku.
Saya menduga dia menyesal dengan momen yang baru berlangsung itu.
"Ya Maaf,.. soalnya barusan,.."
"Tapi tidak apa-apa kok. Saya juga lama ingin nikmati yang semacam itu. Soalnya semenjak 5 tahun semakin Pak Har terserang diabetis, dia jadi benar-benar jarang-jarang penuhi kewajibannya. Serta telah 2 tahun ini kelelakiannya tidak berperan lagi. Hanya, jika satu waktu ingin melakukan lagi, kita harus berhati-hati. Janganlah sampai ada yang mengetahui serta memunculkan aib antara kita," katanya lirih.
Plong, begitu lega hatiku waktu itu. Dia tidak geram serta menyesal yang barusan berlangsung. Serta yang membuatku suka, saya bisa melampiaskan keinginan terkuburku padanya. Walau saya berasa belum senang sebab semua dilaksanakan di kegelapan sampai kemauanku lihat ketelanjangan badannya belum kesampaian.
Serta sama seperti yang dipesankannya, saya berupaya coba berlaku sewajar kemungkinan waktu ada di beberapa orang. Seakan belum pernah berlangsung suatu hal yang mengagumkan antara kami. Walau saya seringkali harus mendesak kemauan yang menggelegak karena darah mudaku yang mudah panas waktu bersisihan dengannya. Serta semenjak itu tempat teras di belakang kamar mayat jadi saksi seputar 3x jalinan menyumbang kami. Jalinan menyumbang yang sangat terpaksa kuhentikan bersamaan kehadiran Bu Hartini, adik Pak Harjono yang dengan maksud melihat situasi sakit kakaknya. Cuma terus jelas, semenjak hadirnya ada perasaan kurang suka pada diriku. Karena semenjak Dia ada yang temani menjaga suaminya di dalam rumah sakit, walau saya masih diharap untuk menolong mereka serta tetap ada di dalam rumah sakit, saya tidak bisa mengalirkan hasrar seksualku. Cuma kadang-kadang kami sempat nekad menyalurkannya di kamar mandi saat keinginan yang ada tidak bisa ditahan. Itu juga dengan cara kucing-kucingan dengan Bu Tini serta segala hal dikerjakan dengan cara terburu-buru sampai tidak memberi kepuasan kami berdua.
Cerita Dewasa Tetangga Yang Sexy Sampai satu saat, waktu Pak Har sudah siuman serta perawatannya sudah diarahkan ke bangsal perawatan yang terpisah, Bu Tini merekomendasikan pada Dia untuk tidur di dalam rumah.
"Kamu telah beberapa waktu kurang tidur Mbak, keliatannya benar-benar kecapekan. Coba kamu jika malam tidur barang satu 2 hari di dalam rumah sampai istirahat yang cukup serta tidak jatuh sakit. Kelak jika keduanya sakit justru menyusahkan. Agar yang tunggu Mas Har jika malam saya saja diteman Dik Rido jika ingin" katanya.
Dia sepakat dengan pendapat adik iparnya. Dia putuskan untuk tidur di dalam rumah malam itu. Karena itu hatiku bersorak sebab tidak tertutup kemungkinan untuk menyetubuhinya di dalam rumah. Tapi bagaimana triknya pamit pada Bu Tini? Jika saya ikutan pulang untuk tidur di dalam rumah apa tidak mengundang keraguan? Saya jadi memutar otak untuk mendapatkan jalan keluar. Serta baru berasa plong sesudah ada sekilas ide dalam benakku.
Seputar jam 22.00 malam, melalui telephone umum kutelepon tempat tinggalnya. Wanita itu masih terbangun serta menurut pengakuannya tengah melihat tv. Karena itu nekad saja kusampaikan niatku padanya. Serta rupanya dia memberikan sambutan lumayan baik.
"Kamu kelak memberikan sinyal jika telah berada di dekat kamar ibu ya. Kelak pintu belakang ibu bukakan. Serta sepeda motornya di tinggal saja di dalam rumah sakit agar tidak kedengaran tetangga. Kamu dapat naik becak untuk pulang," tuturnya memberi pesan melalui telephone.
Tidak untuk mengundang keraguan, seputar jam 23.00 saya masuk dalam bangsal tempat Pak Har dirawat temani Bu Tini. Tetapi 1/2 jam selanjutnya, saya pamit keluar untuk nongkrong bersama-sama beberapa Satpam rumah sakit sama seperti yang biasa kulakukan sesudah kehadiran Bu Tini. Di muka rumah sakit saya langsung minta seorang abang becak mengantarku ke kampungku yang memiliki jarak tidak lebih satu km.. Segala hal berjalan sesuai dengan gagasan. Sesudah kuketuk 3x pintu kamarnya, kudengar suara Dia berdehem. Serta dari pintu belakang rumah yang dibukakannya dengan cara pelan-pelan saya langsung menyelusup masuk ke arah ruangan tengah rumah itu.
Ternyata, berjumpa dalam tempat jelas membuat kami saling kikuk. Karena sejauh ini kami tetap terkait dalam tempat gelap di teras kamar mayat. Karena itu saya cuma berdiri mematung, sedang Dia duduk sekalian lihat tv yang masih tetap dinyalakannya. Lumayan lama kami tidak sama-sama bicara hingga kemudian Dia menarik tanganku untuk duduk di sofa di sebelahnya. Sesudah keberanianku mulai bangun, saya mulai berani menatapi wanita yang duduk di sampingku. Dia rupanya sudah siap tempur. Dapat dibuktikan dari daster tipis menerawang yang dikenainya, kulihat dia tidak kenakan Bra di baliknya. Karena itu kulihat jelas payudaranya yang membusung. Cuma, saat tanganku mulai bergerilya menyelusuri pangkal paha serta meremasi buah dadanya dia menampik halus.
"Jangan di sini Rid, kita ke kamar saja agar bebas," tuturnya lirih.
Saat kami sudah saling naik ke atas tempat tidur besar di kamar yang umum dipakai oleh suami serta ia, saya langsung menerkamnya. Sebelumnya Dia mintaku mematikan dahulu saklar lampu yang berada di kamar itu, tapi saya menampiknya. "Saya ingin lihat semua milikmu," kataku.
"Tapi saya malu Rid. Soalnya saya telah tua,."
Persetan dengan umur, dimataku, Dia masih simpan magnit yang dapat menggelegakkan darah mudaku. Sekejap saya terdiam saat wanita itu sudah melolosi dasternya. Dua buah gunung kembarnya yang membusung terlihat sudah menggantung. Tapi tidak kehilangan daya tariknya. Buah dada yang putih mulus serta memiliki ukuran lumayan besar itu diujungnya nampak ke-2 pentilnya yang berwarna kecoklatan. Indah serta benar-benar melawan untuk diremas. Karena itu sesudah saya melolosi sendiri semua baju yang kukenakan, langsung kutubruk wanita yang sudah tiduran dalam tempat menelentang. Ke-2 payudaranya kujadikan target remasan ke-2 tanganku. Kukulum, kujilat serta kukenyot dengan cara berganti-gantian susu-susunya yang besar melawan. Peluang lihat dari dekat keelokan buah dadanya membuat saya seakan kesetanan. Serta Dia, wanita berhidung bangir dengan rambut sepundak itu menggelepar. Tangannya meremas-remas rambut kepalaku coba meredam nikmat atas tindakan yang tengah kulakukan.
Cerita Dewasa Tetangga Yang Sexy Dari ke-2 gunung kembarnya, sesudah sesaat bermain disana, dengan terus menjulurkan lidah serta menjilat semua badannya kuturunkan perhatianku ke sisi perut serta di bawah pusarnya. Sampai saat lidahku terhambat oleh celana dalam yang masih tetap dikenainya, saya langsung memelorotkannya. Ah, vaginanya tidak kalah indah dengan buah dadanya. Kemaluan yang besar membusung serta banyak ditumbuhi rambut hitam lebat itu, saat kakinya dikuakkan terlihat sisi dalamnya yang memeras. Bibir vaginanya memang terlihat kecoklatan yang sekaligus juga mengisyaratkan jika awalnya sudah seringkali diterobos kemaluan suaminya. Tapi bibir kemaluan itu belum demikian menggelambir. Serta kelentitnya, yang berada di ujung atas, uh,.. muncul melawan sebesar biji jagung.
Tidak tahan hanya memelototi lubang kesenangan wanita itu, awalilah mulutku yang bicara. Awalannya coba membaui dengan hidungku. Ah, ada berbau yang meruap asing di hidungku. Fresh serta membuatku lebih terangsang. Serta saat lidahku mulai kumainkan dengan menjilat-jilat perlahan di sekitar bibir vaginanya besar itu, Dia terlihat resah serta menggoyang-goyang kegelian.
"Ih,.. jangan diciumi serta dijilat demikian Rid. Malu ah, tetapi, ah..ah.. ah,"
Tapi dia justru menggoyahkan sisi bawah badannya waktu mulutku mencerucupi liang enaknya. Goyangannya semakin kencang serta terus mengencang. Hingga kemudian diremasnya kepalaku ditekannya kuat-kuat ke sisi tengah selangkannya waktu kelentitnya kujilat serta kugigit kecil. Ternyata dia sudah memperoleh orgasme sampai badannya berasa mengejang serta pinggulnya membentak ke atas.
Cerita Dewasa Tetangga Yang Sexy "Seumur hidup baru kesempatan ini vaginaku dijilat-jilat demikian Rid, jadi cepat kalah. Saat ini giliran deh Saya mainkan punyamu," katanya sesudah sesaat mengendalikan nafasnya yang mengincar.
Saya diharapnya celentang, sedang kepala ia ada dibagian bawah badanku. Sekejap, mulai kurasakan kepala penisku dijilat lidah basah punya wanita itu. Serta dia mencerucupi sedikit air maniku yang sudah keluar karena nafsu yang kubendung. Berasa ada senasi tertentu oleh permainan lidahnya itu serta saya menggelinjang oleh permainan wanita itu. Tetapi untuk anak muda, saya berasa kurang senang dengan cuma berlaku pasif. Ditambah saya ingin meremas pantat besarnya yang montok serta seksi. Sampai saya menarik badan sisi bawahnya untuk diletakkan di atas kepalaku. Skema persetubuhan yang kata orang dikatakan sebagai permainan 69. Kembali lagi vaginanya yang ada pas di atas mukaku langsung jadi target gerilya mulutku. Sesaat pantat besarnya kuremas-remas dengan gemas.
0 Komentar